Nusa Tenggara Timur (NTT) merupakan salah satu provinsi kepulauan di Indonesia yang menyimpan kekayaan alam dan potensi pariwisata yang tak kalah luar biasa eksotismenya. Salah satu potensi alam biotik yang unik di daerah ini adalah cacing laut Nyale yang terdapat di perairan kabupaten Sumba Barat. Cacing ini memiliki keunikan tersendiri karena memiliki tampilan morfologis yang berwarna-warni serta hanya muncul ke permukaan air sekali dalam setahun. Secara budaya, kemunculannya di perairan pesisir pantai ini harus diikuti pula oleh suatu ritual yang dipimpin oleh para ketua adat yang disebut Rato dan menjadi salah satu atraksi wisata yang menarik banyak wisatawan baik dalam maupun luar negeri. Cacing ini juga dimanfaatkan oleh masyarakat lokal baik sebagai pangan maupun obat. Akan tetapi, kajian ilmiah terhadap cacing laut yang berada di daerah ini masih sangat minim dilakukan khususnya terkait analisis kandungan nutrisinya. Dalam penelitian ini, sampel cacing Nyale diambil dari perairan pantai Wanokaka pada bulan Maret 2022 dan dilanjutkan ke analisis proksimat. Parameter yang diukur adalah kadar air, kadar abu, protein kasar, lemak kasar, serat kasar, BETN dan aktivitas antioksidan. Hasil analisis memperoleh kadarnya secara berturut-turut adalah 6.22%, 10.41%, 52.34%, 9.61%, 0.51%, 27.13% dan 53.59%. Hasil ini menunjukkan bahwa cacing ini dapat dijadikan sebagai pangan alternatif bersumber protein yang dapat menggantikan sumber-sumber protein lainnya seperti ikan, daging, telur, tahu dan tempe. Diharapkan hasil dari penelitian ini dapat semakin memberikan informasi-informasi baru terkait cacing ini yang dapat membantu peningkatan aspek pendidikan, riset/penelitian, pariwisata, pangan & nutrisi, serta konservasi & pelestarian lingkungan terkhususnya di daerah kabupaten Sumba Barat, NTT.