Perilaku agresif di kalangan remaja terus mengalami peningkatan. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya pelajar SMP maupun SMA yang terlibat dalam kasus penganiayaan dan perkelahian. Beberapa faktor yang mendasari perilaku agresif yaitu pemikiran yang serba instan, tidak mempertimbangkan banyak hal dalam bertindak, pemikiran negatif, dan mudah terpengaruh oleh informasi yang belum pasti. Dunia pendidikan seyogyanya memberikan intervensi untuk mengatasi masalah perilaku agresif. Konselor sebagai tenaga pendidik memiliki peran yang cukup strategis. Salah satu upaya yang dapat diberikan yaitu dengan teknik bibliocounseling. Teknik ini dipandang menarik karena memanfaatkan penggunaan bahan bacaan, video, maupun film dalam proses konseling. Bibliocounseling memungkinkan individu untuk mengidentifikasi sekaligus menganalisis perilakunya. Penggunaan teknik ini ditujukan agar individu mampu belajar memodifikasi cara berpikirnya, sehingga memungkinkan adanya perubahan perilaku dan kehidupan sosial yang lebih sehat. Berdasarkan kelebihan teknik bibliocounseling diatas, maka teknik ini dirasa cukup efektif untuk mengatasi masalah perilaku agresif pada remaja.