Prevalensi kejadian dismenore pada remaja di dunia berkisar sebesar 41, 7%-94%. Hal ini disebabkan oleh, usia menarce, riwayat keluarga, BMI, diet, durasi perdarahan saat haid, merokok, konsumsi kopi dan aktivitas fisik. Aktivitas fisik menghasilkan analgesik non spesifik jangka pendek sehingga mengurangi rasa nyeri. Mengetahui hubungan antara aktivitas fisik dengan dismenore primer pada remaja putri. penelitian ini menggunakan telaah sistematis dengan pencarian literatur dari empat e-database yakni Pubmed, Sciencedirect, Scopus, dan Web of science. Kriteria inklusi dalam penelitian ini yaitu artikel dalam 5 tahun terakhir (2018-2022), literatur berbahasa inggris, full text, open access literature dan original research serta menggambarkan aktivitas fisik dengan kejadian dismenore primer pada remaja, sedangkan kriteria eksklusi penelitian ini yaitu literatur berasal dari non-research study, remaja yang dismenore sekunder. Penilaian kualitas literatur menggunakan quality assessment tool dari EPHPP (Effevtive Public Health Practice Project). Hasil ini mengungkapkan bahwa dari 9 (sembilan) artikel yang direview didapatkan semua artikel terdapat hubungan antara aktivitas fisik dengan dismenore primer. Artinya aktivitas fisik berhubungan dengan dismenore primer pada remaja putri.