Kontaminan logam berat pada lahan pertanian merupakan masalah lingkungan dan dapat mengurangi keamanan pangan, sehingga perlunya penelitian penurunan serapan Pb, Cd, dan Cu oleh tanaman menggunakan pengkhelat organik, yaitu substansi humus (asam humat dan asam fulvat) yang terdapat dalam pupuk kandang. Tujuan penelitian untuk mengetahui kontaminan Pb, Cd, dan Cu dalam biji jagung dan kedelai. Penelitian dilakukan dengan rancangan acak kelompok, di desa Gagaksipat, Ngemplak, Boyolali. Analisis logam berat pada pupuk kandang, lahan dan biji menggunakan DWRPLF DEVRUSWLRQ VSHFWURSKRWRPHWHU ÀDPH. Faktor penelitian meliputi dosis pupuk kandang sapi dengan taraf aplikasi: 15, 20, 25, 30, 35, 40, 45, dan 50 kg per hektar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa HQULFKPHQW FRHI¿ FLHQW (EC) Pb dan Cu dalam biji jagung manis termasuk kategori ORZ DFFXPXODWRU SODQWV, sedangkan EC–Pb dalam biji kedelai termasuk kategori ORZ DFFXPXODWRU SODQWV, sedangkan EC–Cu dalam biji kedelai termasuk kategori PRGHUDWHO\DFFXPXODWRU SODQWV, dan EC–Cd pada biji jagung manis dan biji kedelai tidak terdeteksi. Kontaminan Pb dan Cd pada biji jagung manis maupun kedelai tidak terdeteksi, sedangkan Cu pada biji jagung manis dan kedelai masing-masing 2, 03 dan 12, 39 ppm. Kontaminan Pb, Cd, dan Cu pada lahan setelah jagung manis dipanen masing-masing 30, 99 ppm; tidak terdeteksi dan 60, 58 ppm. Sedangkan residu Pb, Cd, dan Cu pada lahan setelah kedelai dipanen masing-masing 33, 24 ppm; tidak terdeteksi dan 56, 26 ppm.