Cikal bakal disertasi ini lahir dari fenomena perbedaan tajam antar mufassir yang menulis tafsirnya dalam wilayah yang dilingkupi kekerasan. Berdasarkan beberapa pertimbangan, penulis memilih tafsir Ḥannān Laḥḥām untuk dikaji. Tafsir-tafsir Laḥḥām lahir dalam wilayah konflik tapi lebih didominasi oleh gagasan-gagasan perdamaian dan pemaknaan harmonis. Bagi Laḥḥām, mayoritas umat muslim sedang sakit dan membutuhkan terapi untuk menyembuhkan penyakitnya, termasuk ketika menafsirkan ayat al-Qur’an. Penulis membaca tawaran Laḥḥām sebagai model terapi interpretasi. Terapi yang dapat mengeluarkan umat muslim dari penjara kebenciannya hingga dapat membaca al-Qur’an dengan lebih harmonis. Untuk menganalisis tawaran Laḥḥām, dirumuskan tiga pertanyaan: 1) Bagaimana kategorisasi ayat-ayat pseudo kekerasan dalam al-Qur’an?; 2) Bagaimana epistemologi tafsir Ḥannān Laḥḥām?; dan 3) Bagaimana tinjauan psikoterapis atas tafsir ayat-ayat “pseudo kekerasan” yang ditawarkan Ḥannān Laḥḥām?
Disertasi ini menggunakan pendekatan interdisipliner dalam menganalisis data. Pendekatan interdisipliner tersebut meliputi pendekatan filosofis-historisinterpretif dan psikoterapi. Pendekatan filosofis-historis-interpretif diaplikasikan untuk menelusuri epistemologi tafsir Laḥḥām, dan pendekatan psikoterapi untuk memberikan sudut pandang baru dari perspektif psikologi terhadap tafsir Laḥḥām atas ayat-ayat terpilih.