Semarang is a fast forward and fast growing city viewed from its economic growth. However, the increased population along by increased activity gives a new difficulty, that is congestion. The existence of urbanization encourages people tend to prefer a suburban area to the center of the city. With the growing movement of transportation activity, it has pushed the level of ownership of private vehicles, especially motorcycles in the suburbs. Banyumanik Sub-district as a suburb of the Semarang City is functioned as settlements development direction. Banyumanik Sub-district is the highest number of motorcycle ownership in Semarang sub urban with the amount of 20.428 units. For understanding the motorcycle ownership concentration, it is required the study of distribution and spatial aspects, so that it can be seen spreading evenly or not. The method used in this research is quantitative descriptive and spatial modeling approach named Spatial Statistics Analysis. The analysis methods used in this study is using the method of analysis Descriptive Statistics. The analytical tool uses a GIS (Geographic Information System). According to the research results, it is revealed that the movement system of the motorcycle user community in Banyumanik Subdistrict reaches until 37% toward the center of the city, 58% Banyumanik stir around the area, and a 5% move toward Semarang regency. As a results of the analysis of spatial patterns, it is showed that the distribution of the motorcycles ownership forms a cluster pattern with a high concentration level (High Cluster). The highest concentrations of motorcycle ownership exist in the surrounding area Perumnas Banyumanik, while the lowest ownership concentration is in the region such as the Bukitsari Residence, and Graha Estetika Residence.
Abstrak: Kota Semarang merupakan kota cepat maju dan cepat tumbuh dilihat dari pertumbuhan ekonominya, namun demikian peningkatan jumlah penduduk yang disertai dengan meningkatnya aktivitas memberikan permasalahan baru yakni kemacetan. Adanya urbanisasi mendorong masyarakat cenderung lebih memilih kawasan pinggiran kota untuk tinggal. Dengan meningkatnya pergerakan aktivitas terhadap transportasi telah mendorong tingkat kepemilikan kendaraan pribadi terutama sepeda motor di kawasan pinggiran. Kecamatan Banyumanik sebagai kawasan pinggiran Kota Semarang difungsikan sebagai arahan pengembangan kawasan permukiman. Kecamatan Banyumanik merupakan kecamatan yang memiliki jumlah kepemilikan kendaraan terbanyak di kawasan pinggiran Semarang dengan jumlah sebesar 20.428 unit. Untuk memahami konsentrasi kepemilikan sepeda motor diperlukan penelitian dari distribusi dan dari aspek spasialnya, agar dapat dilihat persebarannya merata atau tidak. Metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah deskriptif kuantiatif dan pendekatan pemodelan spasial yakni Spatial Statistic Analysis. Metode Analisis yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode analisis Statistik Deskriptif. Alat analisis yang digunakan menggunakan bantuan GIS (Geographic Information System). Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa pola pergerakan masyarakat pengguna sepeda motor di Kecamatan Banyumanik 37% menuju pusat Kota Semarang, 58% begerak di sekitar kawasan Banyumanik, dan 5% bergerak menuju ke Kabupaten Semarang. Sedangkan untuk hasil analisis pola spasial, didapatkan hasil bahwa distribusi atas kepemilikan sepeda motor membentuk sebuah pola klaster dengan tingkat konsentrasi tinggi (High Cluster). Konsentrasi kepemilikan sepeda motor tertinggi berada di sekitar kawasan Perumnas …