Salah satu hasil tangkapan non-ikan yang tersebar di Kota Bitung adalah cumi–cumi. Cumi–cumi jenis Sthenoteuthis oualaniensis merupakan hasil tangkapan nelayan Desa Motto, Kota Bitung, yang juga diolah oleh kelompok nelayan sebagai produk olahan stik cumi. Produk stik cumi yang diolah belum terstandarisasi baik secara resep maupun prosesnya. Oleh karena itu perlu dilakukan optimalisasi produk stik cumi melalui formulasi resep dan standarisasi proses pengolahan. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan produk stik cumi yang optimal dalam penambahan garam berdasarkan penerimaan konsumen. Hasil uji hedonik yang diperoleh menunjukkan bahwa tambahan garam 10% dari berat bahan baku cumi yang digoreng selama 45 detik pada suhu±1200 C merupakan komposisi yang paling disukai. Komposisi garam ini dapat dijadikan acuan standar resep untuk pembuatan produk berikutnya, dengan alur proses pembuatan meliputi persiapan bahan baku cumi, persiapan bahan tambahan (bahan adonan dan bumbu), pencampuran bahan, pengadonan, pencetakan, penggorengan hingga pengemasan. Standar resep yang dapat diajukan acuan berdasarkan penelitian ini yaitu cumi mentah 100%, tepung terigu 280%, gula 40%, garam 10%, bawang putih 60%, jahe 1%, mentega 10%, telur 1 butir, dan emulsifier 1%(dari berat total bahan). Kata Kunci: cumi; garam; motto; optimalisasi; stik