Tulisan ini bertujuan untuk memotret tentang rumusan laba dalam akuntansi syariah dan akuntansi konvensional, serta sistem pencatatan dan pengukuran laba dalam akuntansi syariah dan akuntansi konvensionaldan efektifitas dan keakuratan dari sistem pencatatan laba dalam akuntansi syariah dan konvensional terhadap sebuah laporan keuangan. Hasil kajian menunjukkan bahwa pada dasarnya akuntansi syariah memiliki perbedaan dengan akuntansi konvensional dalam kriteria dan batasan dalam perolehan laba. Akuntansi konvensional yang berlandaskan sistem kapitalis menganggap laba adalah tujuan akhir pencapaian usaha. Sementara akuntansi syariah memposisikan laba sebagai sarana untuk mensejahterahkan berbagai lapisan melalui hubungannya dengan sistem pembayaran zakat dan tanpa bunga. Oleh sebab itu, dibutuhkan metode pencatatan yang sesuai dengan sistem penetapan zakat. Akuntansi konvensional menggunakan metode berdasarkan harga masa lalu (historical cost) yang mana kurang sesuai dengan akuntansi syariah yang mengukur mekanisme zakat dengan menggunakan harga saat ini (current cost) dari aktiva yang dimiliki. Akuntansi konvensional yang menggunakan historical cost dan prinsip-prinsip akuntansi yang sangat terpengaruh dengan sistem kapitalis menghasilkan laporan keuangan yang cenderung menyebabkan bias dan keakuratan yang tidak relevan lagi dengan kondisi ekonomi yang sebenarnya. Akutansi syariah dengan hubungannya dengan sistem pembayaran zakat dan tanpa bunga pada pencatatan laba bukan hanya menjadi sarana menghasilkan laporan keuangan berdasarkan bisnis yang akurat dengan kondisi saat ini dan mengandung nilai material dan duniawi semata saja, namun juga mengandung nilai-nilai sosial yang ukhrawi.