Volatilitas saham menunjukkan pola perubahan harga saham yang menentukan pola return yang diharapkan dari saham. Pola perilaku saham di pasar modal menjadi perhatian bagi para pelaku pasar untuk menentukan waktu yang tepat dalam berinvestasi. Krisis ekonomi global 2008 berimbas terhadap gejolak di pasar modal dan pasar uang. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada bulan Desember 2008 ditutup pada level 1.355, 4, terpangkas hampir separuhnya dari level pada awal tahun 2008 sebesar 2.627, 3, bersamaan dengan jatuhnya nilai kapitalisasi pasar dan penurunan tajam volume perdagangan saham. Peristiwa krisis global tersebut dapat memotivasi investor untuk bereaksi apakah menjual atau membeli saham, sehingga memicu terjadinya volatilitas harga saham.
Penelitian ini dilakukan pada perusahaan Indeks LQ-45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh volume perdagangan saham, leverage terhadap volatilitas harga saham baik secara parsial maupun secara simultan. Metode yang digunakan adalah metode survey dan dirancang sebagai penelitian deskriptif verifikatif dengan pendekatan kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini adalah Perusahaan Indeks LQ-45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2012-2014 yaitu sebanyak 45 perusahaan dengan menggunakan teknik sampling purposive. Teknik pengumpulan data menggunakan studi kepustakaan. Analisis data menggunakan koefisien korelasi dan koefisien determinasi. Pengujian hipotesis menggunakan uji t untuk uji parsial, dan uji F untuk uji simultan. Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa volume perdagangan saham berpengaruh positif dan signifikan terhadap volatilitas harga saham, leverage tidak berpengaruh dan signifikan terhadap volatilitas harga saham. Secara simultan volume perdagangan saham dan leverage berpengaruh signifikan terhadap volatilitas harga saham.