Perusahan produsen pembuatan produk jamu tradisional menghasilkan salah satu produk berupa teh celup yang diproses melalui proses ekstraksi dengan menggunakan material rempah-rempah jamu. Sementara Proses ekstraksi menghasilkan ampas ekstrak. Jumlah ampas yang dihasilkan dari proses ekstraksi industri jamu tersebut 300 kg/hari. Selama ini limbah belum termanfaatkan secara maksimal sehingga akan mengalami permasalahan yang serius. Perusahaan memiliki kapasitas penyimpanan 20 ton. Dan kapasitas saat ini mulai tidak mencukupi dengan laju penumpukan limbah jamu. Selain masalah biaya untuk membuang limbah ke pihak ketiga, hal ini juga menimbulkan bau yang tidak sedap yang mengganggu pemukiman disekitar industri. Penulis melaksanakan abdimas dengan memberikan pelatihan pembuatan pupuk kompos dimulai dengan proses pencucian ampas jamu, lalu ditambahkan mikrobacter EM 4 dan gula untuk proses pembusukan. Hasil pupuk yang sudah jadi di uji coba ke tanaman hias dan tanaman buah, hasil secara fisik tanaman terlihat subur. Selain itu hasil dari pemanfaatan pupuk ini telah diberikan juga kepada karyawan dan warga sekitar lokasi pabrik. Pengolahan limbah ekstrak jamu mendapat respon positif dari masyarakat Kec Tapos. Masyarakat berharap ini dapat menjadi salah satu solusi pengolahan limbah menjadi pupuk kompos dan berhadap hal ini dapat dijadikan salah satu peluang bisnis bagi masyarakat sekitar.