Pentanahan merupakan hal penting untuk melindungi sistem tenaga listrik. ITERA sebagai kampus baru dan pada tahap pengembangan membutuhkan pengujian sistem pentanahan untuk rencana pembangunan fasilitas dan fasilitas pendukung kegiatan kampus. Semua bangunan harus memiliki keandalan pentanahan sehingga gangguan pada peralatan listrik dan elektronik tidak membahayakan keselamatan. Faktor tanah menjadi salah satu parameter penting karena memiliki karakteristik nilai resistansi berbeda yang tergantung pada jenis tanah, jenis sistem pentanahan, suhu, kelembaban, kandungan elektrolit dalam tanah dan lainnya. Untuk alasan ini, perlu untuk membangun sebuah sistem yang cocok dengan karakteristik tanah ITERA sehingga nilai resistansi tanah yang kecil tercapai dan mencapai titik aman, maksimum 5 ohm (PUIL 2000). Uji pentanahan dilakukan dengan menggunakan metode variasi kedalaman dari dua jenis elektroda dan variasi konsentrasi dua jenis zat tambahan. Pada penelitian ini digunakan garam dan bentonite sebagai zat campur tanah. Pada kondisi awal dengan variasi kedalaman 20 cm hingga 100 cm pada dua jenis elektroda tanpa penambahan zat tambahan diketahui bahwa resistansi bumi di atas 5 ohm yang tidak mencapai kondisi aman. Penambahan bentonit dan garam menyebabkan resistensi tanah berkurang dengan meningkatnya konsentrasi zat aditif dan meningkatnya kedalaman implantasi elektroda. Nilai resistansi tanah yang aman dapat diperoleh dengan menggunakan elektroda mesh pada konsentrasi 7 kg garam dengan kedalaman 30 cm dan 40 cm pada konsentrasi 7 kg bentonit, sedangkan menggunakan elektroda batang, nilai aman dapat diperoleh dengan menambahkan 7 kg garam atau 7 kg bentonit pada kedalaman 80 cm.