Manajemen sumber daya manusia (MSDM) mempunyai peranan penting dalam mengembangkan kelangsungan hidup perusahaan, efektivitas dan daya saing perusahaan. Perusahaan harus mampu meningkatkan nilai bagi pelanggannya, dengan menggunakan aset yang tidak berwujud yang meliputi modal manusia, modal pelanggan, modal sosial dan modal intelektual (Noe et al, 2014). Salah satu aspek penting modal manusia adalah efikasi diri. Efikasi diri merupakan atribut individual yang berpengaruh terhadap kinerja. Efikasi diri merupakan keyakinan seseorang akan kemampuan dirinya untuk melaksanakan tugas atau menyelesaikan pekerjaan. Keberhasilan kinerja tergantung pada tiga unsur yaitu sifat-sifat yang bertalian dengan seseorang yaitu karakteristik demografi, biografi, jender, usia, latar belakang etnis, kemampuan dan kecakapan, karakteristik kepribadian, nilai-nilai, sikap dan persepsi, upaya atau kemauannya untuk bekerja (motivasi) dan berbagai hal yang merupakan dukungan organisasi (Sigit, 2003). Bass dan Riggio (2006) menyatakan bahwa saat ini organisasi membutuhkan pimpinan yang dapat berpengaruh kuat, mempunyai komitmen yang luas dalam meningkatkan kemampuan karyawan dengan mengenali ketertarikan karyawan terhadap hal yang mampu berkontribusi pada tercapainya tujuan organisasi. Gaya kepemimpinan tersebut adalah kepemimpinan transformasional. Gaya kepemimpinan transformasional tidak hanya menguntungkan secara individu tetapi juga kinerja organisasi secara keseluruhan. Kepemimpinan transformasional dapat menjadi efektif bergantung pada apakah pekerjaan dievaluasi pada tingkat tim atau individu. Kepemimpunan transformasional yang menitikberatkan pada individu adalah perilaku yang memberdayakan para pengikut secara individu untuk mengembangkan, meningkatkan kemampuan mereka dan meningkatkan efektifitas diri. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kepemimpinan transformasional berpengaruh signifikan terhadap efikasi diri ditunjukkan oleh Krishnan dan Aggarwal (2013) dan Arani dan Mansouri (2015). Beberapa studi juga menunjukkan bahwa kepemimpinan transformasional berpengaruh positif terhadap kinerja antara lain ditunjukkan oleh temuan Rijanti et al (2015), Bhau dan Jyoti (2015), Ni et al (2017) dan Amin (2017). Pemimpin transformasional mampu memotivasi dan memuaskan pengikutnya dengan membantu mereka secara bersahabat. Pemimpin transformasional bertindak sebagain agen perubahan.(Givens, 2008). Beberapa studi menunjukkan bahwa kepemimpinan transformasional berpengaruh positif terhadap motivasi, ditunjukkan antara lain oleh Rasheed et al (2014), Rijanti et. al (2015) dan Sajid et al (2017).