Reinterpretasi Hadis Perempuan Di Ruang Publik Perspektif Feminisme Sosialis

N Ikhlas, A Hifni - Jurnal Ulunnuha, 2022 - ejournal.uinib.ac.id
Jurnal Ulunnuha, 2022ejournal.uinib.ac.id
Hadis perempuan dilarang bepergian tanpa mahram termasuk salah satu topik hadis yang
cukup terkenal, tidak hanya bagi kalangan ahli hadis saja, tapi juga hangat di kalangan
fuqaha. Sebagian kalangan meyakini bahwa perempuan dilarang pergi tanpa mahram,
sebagian yang lain hadis tersebut diangap bersifat temporal sehingga tidak relevan
digunakan dalam keadaan kondisi dan situasi sekarang. Sebab hadis tersebut
menggambarkan kondisi pada zaman Nabi saw dan sahabat bukan kondisi sekarang …
Abstrak
Hadis perempuan dilarang bepergian tanpa mahram termasuk salah satu topik hadis yang cukup terkenal, tidak hanya bagi kalangan ahli hadis saja, tapi juga hangat di kalangan fuqaha. Sebagian kalangan meyakini bahwa perempuan dilarang pergi tanpa mahram, sebagian yang lain hadis tersebut diangap bersifat temporal sehingga tidak relevan digunakan dalam keadaan kondisi dan situasi sekarang. Sebab hadis tersebut menggambarkan kondisi pada zaman Nabi saw dan sahabat bukan kondisi sekarang. Tulisan ini membandingkan hadis larangan bepergian tanpa mahram dengan hadis yang mengisyaratkan kebolehan perempuan bepergian tanpa mahram. Kemudian akan mencoba memberi makna baru (reinterpretasi) berdasarkan hasil kompromi dari hadis-hadis yang tampak “berseberangan” tersebut dan dikaji dengan pendekatan feminis dengan tujuan melahirkan pemahaman baru agar teks-teks agama khususnya hadis mengenai bepergian tanpa mahram terkesan tidak membelenggu perempuan. Jenis Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualititatif dengan pendekatan Feminisme Sosialis, di mana ketimpangan jender terjadi karena sistem kapitalis Arab zaman dahulu dan adanya dominansi atas perempuan. Tulisan ini menyimpulkan bahwa hadis tentang bepergian bagi seorang perempuan tanpa mahram bersifat tentatif dan merupakan dampak
ejournal.uinib.ac.id
以上显示的是最相近的搜索结果。 查看全部搜索结果