Mengucap kata “Timur” dalam perbincangan sehari-hari, maupun dalam ranah pemberitaan media, bahkan dalam konteks ilmiah, kerap kali bukan sekadar arah mata angin. Secara awam,“Barat” dan “Timur” akhirnya berimplikasi sebagai klasifikasi pada tingkat modernitas yang berasal dari residu ekspansi bangsa-bangsa Eropa di masa lampau. Banyak kejanggalan maupun ketidaksempurnaan dalam mendefinisikan batas-batas dan ruang lingkup antara dua kutub Barat dan Timur tersebut. Buku Renungan Sejarah: Timur ke Barat, Vice Versa bukanlah sebuah usaha “peleburan” dari kenyataan existing bahwa polarisasi itu memang ada. Maka, di sini akan disajikan untaian peristiwa-peristiwa dahulu yang dipayungi oleh isu-isu seputar Timur dan Barat. Bukan untuk mencari “Salah-Benar”, melainkan demi menanamkan aspek kontemplatif atas proses historis seperti pertemuan, pergesekan, atau bahkan koeksistensi harmonis keduanya.