Globalisaisi dan modernisasi telah melahirkan masyarakat konsumsi. Individu atau kelompok orang secara ekspresif melakukan selebrasi konsumsi yang berlebihan. Salah satu fenomena selebrasi konsumsi berlebih dalam masyarakat kita adalah pernikahan di kalangan artis; pernikahan Rafii-Gigi. Sebuah pernikahan yang sejatinya mengandung nilai kesaklaran dan religiusitas, tereduksi menjadi selebrasi konsumsi barang dan jasa yang penuh dengan tanda. Tanda untuk mendapatkan citra dan gengsi sosial. Bagaimana femonena sosial ini dibaca secara analitis oleh teori sosiologi; teori masyarakat konsumsi Baudrillard. Peneltiian ini adalah penelitian kualitatif dengan metode kepustakaan. Data dan informasi yang dikumpulkan dari media masa dan fakta yang terajdi. Hasil penelitian menunjukkan, Eksistensi diri seseorang ditentukan oleh barang atau komoditas apa yang dikonsumsi. Eksistensi diri bukan lagi ditentukan oleh cara dan bagaimana individu berfikir, melainkan apa dan bagaimana individu memproduksi citra dan pritise sebanyak-banyaknya. Selebrasi pernikahan Raffi-Gigi yang super mewah dan menjadi magnet sosial adalah cerminan dari moderitas masyarakat konsumsi yang nir moralitas publik. Unjuk “kebolehan” adalah hak setiap individu, tetapi perlu ingat juga jangan sampai pertunjukan kemewahan dan keglamouran menghancurkan sensitivitas dan nilai-nilai kemanusiaan.