Twitter merupakan salah satu platform media sosial terkemuka di seluruh dunia. Di Indonesia sendiri, penggunaannya sangat luas mulai dari update status, hiburan sampai berbisnis. Tak heran, berbagai kalangan sangat senang menggunakan media sosial ini. Namun, terdapat dampak dari penggunaan yang terus menerus. Maka dari itu, penulisan artikel ilmiah ini bertujuan untuk menganalisis dampak adiksi internet pada media sosial Twitter di Indonesia dengan pendekatan teori komunikasi. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah Teori Komunikasi Media Baru oleh Daniel Harries dan Teori Komunikasi Interpersonal oleh Young Yun Kim dan William Gudykunst. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah dengan pendekatan kualitatif dimana teknik pengumpulan data menggunakan kajian pustaka yang memfokuskan pada data sekunder. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Twitter memanfaatkan proses pembelajaran berbasis bakat alami kita yaitu pemicu, perilaku, dan penghargaan. Kita memiliki ide atau memikirkan sesuatu yang lucu (pemicu), tweet (perilaku), dan menerima likes dan retweet (hadiah). Proses belajar ini menyebabkan aliran dopamin di pusat-pusat otak. Semakin banyak kita melakukan ini, semakin perilaku ini semakin diperkuat bahkan karena kuatnya kebanyakan orang memilih untuk tidak tidur (atau susah tidur) karena euforia yang dirasakan.