Ia merupakan hasil kompromi dari persinggungan antara sistem pendidikan
“tradisional”(pesantren) dengan sistem pendidikan “modern” yang diperkenalkan Belanda
pada masa penjajahan. Masyarakat belajar–pada saat itu–dengan mengoptimalkan sarana
yang ada seperti rumah ustadz/kyai, masjid, surau, dan sejenisnya. Namun, seiring dengan
berjalannya waktu rumah kiai tidak mampu lagi menampung jumlah santri apalagi jika …