Beton porous atau beton non pasir (BNP) merupakan bentuk sederhana dari beton ringan yang dibuat dengan cara menghilangkan penggunaan agregat halus (pasir). Yaitu campuran antara semen, air, dan agregat kasar. Batu split dari UD. Maju Jaya Stone Crusher Konda, Kab. Konawe Selatan adalah material agregat kasar yang digunakan. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Teknik UHO dengan tujuan penelitian untuk mengetahui hasil nilai kuat tekan, nilai porositas dan laju infiltrasi pada beton porous, serta bagaimana efektifitas (pengaruh) tipe beton porous jika dijadikan kontruksi krib sebagai perlindungan di belokan sungai. Dengan melakukan perbandingan ukuran agregat serta variasi perbandingan semen dan agregat 1: 4 dan 1: 6. Hasil pengujian beton porous menunjukan bahwa nilai kuat tekan pada umur 28 hari lebih besar dibanding umur 14 hari pada campuran 1: 4 yaitu pada agregat kasar 1-2 cm dengan nilai 12, 17 Mpa. Nilai porositas terbesar pada umur beton 28 hari dengan variasi campuran beton porous 1: 4 pada agregat kasar 0, 5–1 cm dengan nilai 15, 6%. Semakin besar ukuran agregat kasar maka semakin besar pula nilai laju infiltrasi dengan nilai 2804, 71 inci/jam pada agregat kasar 2-3 cm, hal ini disebabkan karna pori pada agregat ini lebih besar dan mudah untuk meloloskan air. Berdasarkan mutu beton yang direncanakan yaitu 12 Mpa maka yang memenuhi syarat yaitu Beton Non Pasir 1: 4 pada agregat kasar 1–2 cm efektif dengan nilai 12, 17 Mpa, porositas 9, 1%, dan laju infiltrasi 1487, 76 inci/jam. Karena kelebihan yang dimiliki oleh beton porous (porous concrete) memudahkan air untuk melewatinya sehingga pemasangan konstruksi krib tipe beton porous tersebut dapat meredam kecepatan aliran di belakang krib karena terjadinya gesekan dengan bagian konstruksi krib. Oleh karena itu efektif digunakan pada daerah tikungan sungai dalam pengurangan gerusan dan dapat memungkinkan adanya endapan sedimen yang terkandung dalam aliran.