Penelitian ini didasarkan pada praktik budaya lokal kesenian reog Bulkiyo masyarakat desa Kemloko kecamatan Nglegok kabupaten Blitar, yang merupakan produk akulturasi nilai Islam-Jawa yang dalam historiografinya dikenalkan kali pertama oleh prajurit Diponegoro. Kelompok kesenian ini terbentuk atas dasar hubungan kekerabatan, yang terletak pada nilai pendidikan karakter kegotongroyongan. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dinamika dan nilai Islam-Jawa dalam kesenian reog Bulkiyo yang ada di kecamatan Nglegok kabupaten Blitar. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian sejarah yang memiliki lima prosedur, yaitu pemilihan topik, heuristik, verifikasi, interpretasi, dan historiografi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kesenian reog Bulkiyo yang ada di desa Kemloko merupakan bentuk kesenian tradisi lisan. Kelompok kesenian reog Bulkiyo yang ada di desa Kemloko ini merupakan satu-satunya kesenian reog Bulkiyo yang ada di kabupaten Blitar. Pada tahun 1970—1999, kesenian reog Bulkiyo mengalami penurunan frekuensi peminat. Hal ini disebabkan karena berkembangnya pengeras suara, jaranan, dan musik dangdut. Nilai Islam-Jawa pada kesenian reog yang menonjol dan mencolok terletak pada alat musik, busana, bendera, cerita Bulkiyo, dan acara pertunjukannya.