Pengabdian kepada masyarakat melalui pelatihan bahasa Inggris praktis masih jarang dilakukan akan tetapi sangat mendesak dilaksanakan seiring dengan kebutuhan sumberdaya manusia yang harus memiliki wawasan luas tentang kepariwisataan dan kemahiran berbahasa Inggris praktis untuk dapat langsung diaplikasikan dalam berkomunikasi dengan wisatawan mancanegara (wisman) yang berkunjung ke objek wisata di Indonesia. Salah satunya adalah objek wisata pantai Bandulu, Anyer, Banten. Data pemerintah setempat menyebutkan bahwa hanya 1-5% dari pengunjung wisata pantai Bandulu adalah wisman. Artinya, bila dalam 1 bulan ada 1000 pengunjung maka haya 10 sampai 50 wisman. Padahal, Wiyatno (2013) menyebutkan kunjungan wisman ke Indonesia mengalami peningkatan hampir setiap tahunnya. Potensi jumlah wisman seharusnya didukung oleh sumberdaya manusia yang berwawasan kepariwisataan dan tingkat kemahiran berbahasa asing, terutama bahasa Inggris yang baik agar komunikasi dengan bahasa Inggris umum di bidang kepariwisataan dapat dilakukan. Master, P.(1998,) mengatakan kebutuhan akan penguasaan bahasa Inggris meningkat seiring dengan dengan kebutuhan tenaga profesional di bidang kepariwisataan. Dari hasil wawancara singkat dengan salah satu pedagang makanan di Pantai Bandulu, sering terjadi kegagalan komunikasi ketika wisman menanyakan informasi makanan traditional Betawi yang tersedia disekitar tempat wisata ini. Keterbatasan masyarakat sekitar untuk berkomunikasi dengan bahasa Inggris menjadikan wisman tidak mendapatkan jawaban yang memuaskan. Masalah tersebut akan berdampak buruk berupa kurang diminatinya objek wisata tersebut terutama bagi wisman. maka dari itu, English for Tourism bagi pedagang di Pantai Bandulu mendesak untuk dilaksanakan.