Air bersih sebagai kebutuhan dasar diproduksi oleh Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) dan hasil samping produksi tersebut adalah berupa lumpur. Lumpur PDAM mengandung logam Al dalam bentuk Al (OH) 3 yang berpotensi sebagai pencemar jika langsung dibuang ke lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efisiensi penyisihan parameter logam Al pada limbah lumpur PDAM melalui fitoremediasi dengan menggunakan tanaman melati air dan untuk mengetahui serapan logam Al yang terakumulasi pada akar tanaman melati air pada bak fitoremediasi I (tanpa media) dan bak fitoremediasi II (dengan media kerikil dan tanah humus). Pengambilan sampel lumpur dilakukan secara langsung pada pipa outlet Sludge Drying Bed (SDB) PDAM IPA Tanjung Sari. Selanjutnya dilakukan proses fitoremediasi untuk mereduksi kandungan logam Al pada lumpur PDAM dengan menggunakan tanaman melati air. Analisis konsentrasi logam Al dilakukan pada waktu tinggal 3, 5, 7, 9 dan 11 hari dan analisis serapan logam Al pada bagian akar tanaman melati air dilakukan setelah proses fitoremediasi pada hari ke-11. Hasil penelitian menunjukkan pada waktu tinggal 3, 5, 7, 9 dan 11 hari tingkat efisiensi penyisihan konsentrasi logam Al pada bak fitoremediasi I secara berurutan yaitu 46%; 62%; 72%; 80%; dan 83%, sedangkan pada bak fitoremediasi II yaitu 50%; 67%; 75%; 81%; dan 86%. Konsentrasi serapan logam Al pada akar tanaman melati air pada bak fitoremediasi I dan bak fitoremediasi II yaitu 898, 10 mg/l dan 302, 42 mg/l. Tingginya serapan Al pada bak fitoremediasi I dikarenakan tidak adanya media tanam sehingga penyerapan logam Al terjadi lebih optimal namun tanaman mengalami daya regenerasi yang rendah. Sedangkan pada bak fitoremediasi II yang memiliki media tanam berupa kerikil dan tanah humus dapat membentuk zona rizosfer yang kaya oksigen dan mikroorganisme sehingga tanaman memiliki regenerasi yang lebih tinggi.