Artikel ini akan membahas tentang komentar netizen tentang pelakor yang selama ini menjadikan perempuan sebagai korban kekerasan berbasis gender online (KBGO). Banyaknya teks, imej, meme, video dan berita mengenai pelakor telah menyebabkan perempuan menjadi objek yang sah untuk dihujat, dicaci maki dan dirundung melalui media sosial. Dengan menggunakan teori Michael Foucault tentang discourse analysis dapat membongkar segala bentuk kekerasan terhadap perempuan di media sosial khususnya yang berkenaan dengan isu perselingkuhan dan pelakor. Metode yang digunakan oleh penelitian ini adalah analisis wacana kritis dimana metode ini berusaha mengungkap wacana atau mitos tentang pelakor. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa telah terjadi kekerasan simbolik terhadap perempuan yang disebut sebagai pelakor syar’i melalui media sosial. Wacana atau mitos pelakor syar’i telah menghegemoni netizen untuk melakukan tindak KGBO dengan berbagai bentuk kekerasan simbolik dengan menginterseksi antara gender dan agama. Penyerangan identitas, cyber bullying, menggugat kesalihan perempuan, dan pelecehan seksual merupakan himpunan kekerasan yang dialami oleh perempuan dengan stigma pelakor syar’i di media sosial. Seringkali KGBO tidak disadari oleh pelaku dan korban, dan opresi publik tersebut hanya bisa diterima tanpa perlawanan.