Masalah gizi kurang dan gizi buruk sampai saat ini masih menjadi masalah yang belum dapat ditanggulangi. Status gizi buruk yang menimpa balita memberikan pengaruh pada pertumbuhan dan perkembangan, terutama perkembangan otak, sehingga tingkat kecerdasan balita gizi buruk lebih rendah dari balita yang tidak mengalami gizi buruk. Penelitian ini dilakukan dalam bentuk penelitian kualitatif, pada balita gizi buruk di wilayah kerja Puskesmas Lubuk Pakam. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui penyebab balita mengalami gizi buruk dan penanggulangan yang diterimanya. Tehnik pengumpulan data dilakukan dengan cara pengamatan dan wawancara mendalam. Penelitian dilakukan selama Januari-Maret 2009, dengan subjek penelitian 5 balita dan seorang bayi. Informan penelitian ini adalah ibu balita dan orang-orang terdekat yang turut serta membantu dalam pengasuhan balita tersebut. Penganalisisan data dilakukan dengan tehnik “on going analysis’. Hasil penelitian menunjukkan penyebab langsung gizi buruk adalah kurangnya asupan makanan, yang disebabkan kuantitas dan kualitas makanan yang kurang. Pemberian makanan yang disambil, ibu pekerja, ketersediaan makanan yang kurang dan persaingan, menjadi faktor penting penyebab gizi buruk. Faktor penyebab lainnya adalah kecacingan dan rendahnya status kesehatan balita, karena BBLR dan kurang memperoleh ASI. Langkah penanggulangan yang dilakukan pada tingkat keluarga tidak maksimal sama sekali, begitu juga yang dilakukan pemerintah dengan program PMT-P. Pendistribusian dan pemberian PMT-P mengalami perubahan pada tingkat lapangan, sehingga tidak cukup efektif untuk menanggulangi permasalahan yang ada. Untuk dapat mengatasi persoalan ini, perlu dilakukan pemberdayaan pada perempuan, sehingga memampukan kaum perempuan untuk memberikan yang terbaik bagi keluarganya. Sedangkan langkah penanggulangan yang dilakukan oleh pemerintah haruslah secara lintas sektoral.