Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dampak perubahan iklim terhadap produksi tanaman pangan di Provinsi Maluku berdasarkan data tahun 1995 sampai 2012 dan mengetahui ketahanan komoditas terhadap perubahan iklim. Penelitian menggunakan empat model analisis tren, yakni least square pola linear, quadratic, exponential, dan moving average. Hasil dari peramalan tersebut digunakan untuk menduga produksi tanaman pangan pada tahun terjadinya perubahan iklim dan mengetahui dampak perubahan iklim terhadap produksi. Kedelai merupakan komoditas yang paling sensitif terhadap perubahan iklim karena memiliki dampak penurunan produksi, baik pada kondisi El Nino (sebesar 10, 7%) maupun La Nina (sebesar 11, 4%). Padi sawah yang umumnya diusahakan pada lahan basah, mengalami pengaruh penurunan produksi 2, 9% pada saat El Nino dan peningkatan produksi 2, 4% pada saat terjadi La Nina. Jagung mendapatkan pengaruh penurunan produksi 7, 4% pada saat El Nino dan peningkatan produksi 3, 9% pada saat La Nina. Ubi jalar paling toleran terhadap perubahan iklim karena memperoleh dampak peningkatan produksi 2, 5% pada kondisi El Nino. Pengurangan dampak perubahan iklim dapat ditempuh melalui beberapa upaya (1) mengidentifikasi wilayah potensial kekeringan, banjir, endemik hama dan penyakit tanaman berkaitan dengan iklim dan kondisi tanah,(2) mengembangkan teknik prediksi dan prakiraan cuaca dan iklim yang akurat guna memberi peringatan dini kepada petani mengenai perubahan iklim yang akan terjadi,(3) menyiapkan dan mendiseminasikan paket teknologi yang lebih adaptif pada kondisi El Nino dan La Nina, mencakup varietas, penanggulangan hama dan penyakit, input yang mudah diperoleh petani untuk membudidayakan tanaman pangan,(4) memperbaiki saluran irigasi terutama pada lahan sawah untuk meningkatkan kapasitas produksi dan pencegahan gagal panen pada musim kemarau.