Ubikayu mempunyai sifat yang mudah rusak bila tidak segera diolah setelah panen, karena kadar airnya cukup tinggi (65%). Pengolahan ubikayu menjadi bahan antara (setengah jadi) seperti tepung dapat dikembangkan di daerah-daerah sentra produksi, karena relatif mudah dilaksanakan oleh petani dengan peralatan yang sederhana. Tepung dapat diolah lebih lanjut menjadi aneka produk makanan. Teknologi pengolahan tepung ubikayu merupakan perbaikan dari pengolahan tepung gaplek. Saat ini juga telah berkembang teknologi pengolahan tepung ubikayu modifikasi dengan menambahkan starter pada saat proses fermentasi/perendaman, sehingga dihasilkan tepung dengan kualitas fisiko kimia yang lebih baik, diantaranya warna lebih putih, aroma khas ubikayu berkurang, dan viskositas puncaknya meningkat, sehingga dapat digunakan sebagai substitusi tepung terigu, tepung beras, atau tepung ketan sebesar 15–30% pada pembuatan produk semi basah, seperti cake, bolu, dan mie. Aplikasi tepung ubikayu, baik modifikasi maupun tanpa modifikasi ini prospektif untuk dikembangkan dalam upaya diversifikasi pangan di Provinsi Lampung sebagai sentra produksi ubikayu terbesar di Indonesia.