Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan persepsi dan self-efficacy masyarakat terhadap perilaku STBM pilar 1 stop BABS di Kecamatan Taebenu Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur. Metode yang digunakan adalah kualitatif dengan teknik wawancara mendalam dan analisis fenomenologis interpretatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar informan menggunakan jamban bersama dengan tetangga, walaupun merasa tidak nyaman, terburu-buru, dan harus menyesuaikan waktu penggunaan. Efikasi diri yang tinggi ditunjukkan melalui keyakinan dapat memiliki jamban pribadi walaupun memiliki keterbatasan finansial. Simpulan, informan memiliki persepsi BABS mengganggu kebersihan dan kesehatan, serta telah memiliki self-efficacy yang tinggi untuk tidak melakukan BABS.