Fenomena yang terjadi di Mariso bahwa keterkaitan pada pantai dan nilai-nilai solidaritas telah mempengaruhi cara bermukim masyarakat sehingga mengubah laut menjadi permukiman. Permukiman Mariso yang awalnya berorientasi perairan kemudian berubah menjadi permukiman daratan. Hal ini mengubah bentuk bangunan dan tatanan ruang permukiman Mariso dari pola individu menjadi kelompok-kelompok rumah. Keterkaitan masyarakat pada pantai, nilai-nilai solidaritas dan reklamasi telah mempengaruhi morfologi permukiman Mariso. Disisi lain morfologi adalah suatu proses perkembangan kota yang akan menampilkan identitas sosial dan budaya dari bentuk fisik dan ruangnya.
Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan pengaruh perubahan aspek fisik dan pengaruh aspek sosial budaya terhadap perkembangan morfologi permukiman tepi laut. Oleh karena penelitian ini akan menginterpretasi fenomena-fenomena berdasarkan pengukuran, maka digunakan metode penelitian gabungan kualitatif dan kuantitatif. Penelitian ini menggunakan teknik analisa diachronic reading untuk membaca perkembangan permukiman yang didukung oleh teknik presentasi dan analisa space syntax untuk menganalisa pengaruh sosial budaya masyarakat terhadap konsekuensi meruang. Kedua teknik analisis ini akan mengungkapkan perubahan morfologi permukiman tepian air akibat pengaruh perubahan fisik dan sosial budaya masyarakat. Hasil penelitian ini menemukan bahwa 1) terjadi perubahan morfologi permukiman Mariso dari konfigurasi ruang berbentuk non-distributed yang susunan ruangnya tersegregasi menjadi konfigurasi ruang yang berbentuk distributed sehingga susunan ruangnya terintegrasi, 2) cara bermukim alami akan membentuk tatanan ruang yang tersegregasi, sedangkan cara bermukim kolektif akan membentuk tatanan ruang yang terintegrasi, 3) lima konsep yang mendasari morfologi permukiman tepi laut Mariso, yaitu konsep adaptasi tempat, konsep mata pencaharian, konsep reklamasi, konsep bermukim kolektif dan konsep kekerabatan, dan 4) nilai-nilai solidaritas lokal membentuk permukiman yang susunan ruangnya terintegrasi. Hasil penelitian ini berkonstribusi dalam pengembangan teori morfologi permukiman tradisional berbasis solidaritas lokal.