Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi dan struktur tegakan jati. Sampel tegakan diperoleh berdasarkan jauh dekatnya hutan dari permukiman penduduk yang terbagi dalam tiga stratum yakni A, B, dan C. Pohon yang diukur merupakan pohon penghasil kayu yang termasuk dalam tingkat pancang (sapling), tiang (pole), dan pohon (tree). Analisis data berdasarkan 2 (dua) aspek yakni: 1) Potensi tegakan yang ditunjukkan oleh jumlah (btg/ha), luas bidang dasar (m2/ha), dan volume (m3/ha); 2) Struktur tegakan berdasarkan sebaran vertikal, horisontal, dan spasial. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1) Kawasan lindung hutan jati Mata Kidi dengan potensi: jumlah pohon adalah 155 btg/ha, luas bidang dasar sebesar 31, 4109 m2/ha, volume tegakan adalah 597, 5083 m3/ha. Adapun sebaran horisontal terdiri dari 7 kelas diameter yang terdiri dari 28, 00 cm–35, 19 cm, 35, 20 cm–42, 39 cm, 42, 40 cm–49, 59 cm, 49, 60 cm–56, 79 cm, 56, 80 cm–63, 99 cm, 64, 00 cm–71, 19 cm dan 71, 20 cm–78, 39 cm; sebaran spasial hampir merata; sebaran vertikal mempunyai 3 lapisan tajuk yakni lapisan tajuk atas> 26, 24 m, lapisan tajuk menengah diantara 20, 41 m-26, 24 m, lapisan bawah< 20, 41 m. 2) Kawasan hutan produksi biasa tanaman jati dengan potensi: jumlah pohon per hektar adalah 915 batang, luas bidang dasar sebesar 2, 5975 m2/ha, volume tegakan adalah 12, 8025 m3/ha. Adapun sebaran horisontal terdiri dari 10 kelas diameter yang terdiri dari 2, 00 cm–2, 99 cm, 3, 00 cm–3, 99 cm, 4, 00 cm–4, 99 cm, 5, 00 cm–5, 99 cm, 6, 00–6, 99 cm, 7, 00 cm–7, 99 cm, 8, 00 cm–8, 99 cm, 9, 00 cm–9, 99 cm, 10, 00 cm–10, 99 cm dan 11, 00–11, 99 cm; sebaran spasial tidak merata; sebaran vertikal mempunyai 3 lapisan tajuk yakni lapisan tajuk atas> 9, 14 m, lapisan tajuk menengah diantara 7, 11 m-9, 14 m, lapisan tajuk bawah< 7, 11 m.