Guru dapat menciptakan suasana dan proses belajar agar bisa secara aktif mengembangkan potensi diri peserta didik di MTsN. Guru yang mengajar secara monoton dan tidak variatif dapat menimbulkan kejenuhan dan kebosanan peserta didik yang berakibat pada kemalasan dan perbuatan perbuatan yang mengganggu proses belajar mengajar. Guru dapat melakukan pemberian penguatan dalam meningkatkan motivasi belajar dengan mendeskripsikan bentuk-bentuk pemberian penguatan (reinforcement) dalam meningkatkan motivasi belajar, motivasi peserta didik dalam pembelajaran, implikasi dari pemberian penguatan (reinforcement) dalam meningkatkan motivasi belajar. Bentuk dan jenis penelitian ini adalah field research (penelitian lapangan) dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif. Pengumpulan data digunakan dengan observasi, wawancara dan dokumentasi yang diajukan kepada guru bidang studi Fikih, kepala Madrasah dan para peserta didik MTsN. Bentuk penguatan (reinforcement) yang sering diberikan oleh guru bidang studi Fikih dalam meningkatkan motivasi peserta didik di MTsN yaitu bentuk penguatan verbal berupa pujian, penghargaan dan persetujuan, dan bentuk pemberian penguatan non verbal berupa mimik, gerakan tangan, dengan pendekatan, dan menggunakan sentuhan. Motivasi peserta didik dalam pembelajaran Fikih di MTsN sangat tinggi yang terlihat ketika proses pembelajaran berlangsung tingginya hasrat keingintahuan peserta didik dalam belajar Fikih, peserta didik tidak mudah putus asa dalam mengerjakan tugas, tekun dalam mengerjakan tugas, dan berkonsentrasi dalam belajar. Sedangkan implikasi dari pemberian penguatan ini adalah peserta didik senang belajar setelah diberikan penguatan, menjadikan peserta didik aktif di kelas, dapat menyelesaikan tugas dengan tepat, serta keinginan peserta didik mendapatkan nilai yang bagus. Kata Kunci: Reinforcement, Motivasi Belajar, Pembelajaran Fikih, Keterampilan Dasar Mengajar