Penelitian ini bertujuan pada produk kecantikan yang peduli dengan isu “be cruelty-free” yang berarti perusahaan tersebut tidak mengujikan produknya pada hewan. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan instrumen wawancara. Responden wawancara dipilih secara purposive sampling dengan syarat bahwa responden berumur 17-35 tahun, pengguna Instagram, dan sudah menggunakan produk kecantikan selama kurang lebih 1 tahun. Hasil menunjukkan bahwa Instagram menjadi media sosial yang diakses hampir setiap hari, baik untuk mencari hiburan, sekedar mengisi waktu, maupun mencari informasi. Terdapat kemungkinan isu “be cruelty free” diketahui melalui Instagram. Isu “be cruelty free” dapat dikemas secara kreatif menjadi informasi yang menarik perhatian, mudah diakses, dan menjadi topik diskusi di Instagram. Selanjutnya,“be cruelty free” memberikan kesan positif yang menunjukkan kepedulian perusahaan pada kesejahteraan hewan dan dampaknya pada keseimbangan lingkungan dalam jangka panjang. Isu ini bukanlah faktor yang berpengaruh secara langsung terhadap manfaat individu, sehingga tidak memberikan pengaruh yang dominan pada keputusan pembelian. Terlebih lagi, konsumen mungkin tidak akan melakukan pembelian ulang, jika harganya mahal. Kontribusi penelitian ini berupa rekomendasi kebijakan kepada perusahaan agar lebih memperhatikan lagi kesejahteraan kepada hewan dengan tidak menguji coba produk kepada hewan.