Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji bagaimana strategi masyarakat pemilik usaha warung dalam menghadapi tantangan digitalisasi (shopee, lazada, bukalapak, dan lainnya) di Taratara. Metode penelitian kualitatif digunakan dalam penelitian ini untuk menghasilkan gambaran yang menyeluruh, faktual, dan akurat dengan metode pengumpulan data observasi, wawancara dan studi dokumentasi. Menurut temuan studi lapangan, pemilik usaha warung di Taratara menunjukkan kesadaran dan sikap adaptif terhadap tantangan digitalisasi. Mereka mengakui dampak negatif e-commerce pada pelanggan konvensional, namun juga melihat peluang dalam perubahan ini. Strategi mereka melibatkan pendekatan hibrida: mempelajari dan mengadopsi teknologi digital seperti marketplace dan aplikasi e-commerce, sambil tetap mempertahankan layanan tradisional untuk segmen pelanggan tertentu. Para pemilik warung ini menunjukkan keterbukaan untuk belajar dan beradaptasi, dengan tujuan menjaga relevansi bisnis mereka di era digital tanpa meninggalkan sepenuhnya model bisnis konvensional yang masih bermanfaat bagi sebagian pelanggan.