Penelitian ini membahas mengenai puisi karya sahabat Hassan bin Tsabit, sosok yang dikenal dengan julukannya sebagai “Sya>’iru Rasu> lillah”-penyairnya Rasulullah-ketika meratapi kematian Nabi melalui puisinya yang berjudul “Bu> rikta ya> Qabra ar-Rasu> li” dengan menggunakan pendekatan semiotika puisi Riffaterre. Tujuan dari penelitian ini adalah menguraikan keistimewaan dan ciri ketiga model puisi ratapan dalam tradisi Arab, sekaligus memperkuat pendapat yang menyatakan bahwa puisi ratapan merupakan “As} daqu as-syi’ri min hais| u al-‘a> t} ifah” yang membuat syair jenis ini berbeda dibandingkan dengan semua jenis puisi Arab lainnya semisal madh ataupun hija. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tiga model ratapan dalam syair ratsa karya Hasan ini memiliki keistimewaan dan ciri sebagai berikut: 1) An-nadbu: adalah bentuk ekspresi kesedihan melalui metode zikru al-at} la> l yaitu menyebutkan benda dan tempat yang memiliki kaitan dengan mayit 2) At-tabi> n: adalah bentuk sanjungan kepada mayit dengan menyebutkan sifat dan perilaku terpuji semasa hidup. 3) Al-‘aza>: yaitu ungkapan yang ditujukan kepada kerabat dan orang terdekat mayit untuk menghibur atau sebagai bahan perenungan bagi pembaca dan pendengar.\